Minggu, 22 Maret 2009
SISTEM PERAWATAN MESIN
MAINTENANCE / PERAWATAN meliputi :
1. Pemeliharaan
2. Perawatan
3. Perbaikan
Maintenance to maintain mempertahankan spesifikasinya
Latar Belakang Maintenance
1. Kehandalan mesin relioability
2. Aman ( tidak membahayakan terhadap operator , produk, dan lingkungan )
Maksud dan Tujuan Maintenance
1. Mencoba memenuhi umur desain
Umur di bagi menjadi 3 yaitu :
a. Umur design
b. Umur Teknis / Operasional
c. Umur Ekonomis
2. Memenuhi spek dan fungsinya
TUJUANNYA :
1. Memenuhi spek individu atau total output
2. Mesin siap di operasikan setiap saat
3. Mesin mempunyai keandalan yang tinggi ( reliability )
4. Pendekatan umur teknis ke umur desain
5. Produktifitas tetap terjaga quality dan quantitynya dalam system input-output.
Merupakan alat converter dari kata
To convert yang artinya mengubah ?
Mengubah energi
Dalam mengubah energi melalui beberapa proses yang terhimpun dalam sistem
MATERIAL TEKNIK
MATERI :
1. LOGAM
2. POLYMER
3. KOMPOSIT
I. LOGAM
1. FERRO :
a. Besi ( besi tuang / cast iron )
b. aja ( baja perkakas, baja tahan karat / stainless steel , baja konstruksi )
2. NON FERRO
a. Alumunium
b. Tembaga
Sifat Logam
1. sifat Fisik : menyangkut warna , berat jenis , permukaan, dsb.
2. Sifat Mekanik : menyangkut elastisitas, plastisitas, ductile, brittle, kekerasan ( hardness ).
3. Sifat Teknologi : mampu tempa, mampu mesin, mampu las, mampu cor.
Baja ▬► berat jenis 7,8 gr / cm³ Ultimate
y
ultimate / maks
F
y plastis
kurva tegangan vs regangan ε
Elastis
Tegangan
F / A L = mm
Tegangan = F / A N / mm²
Regangan ε = L / Lo
Lo = panjang awal
BAJA PADUAN
BAJA KARBON TINGGI
BAJA KARBON MEDIUM
TEGANGAN
( STRESS) BAJA KARBON RENDAH
BAJA KASAR
BESI TUANG
REGANGAN ( STRAIN )
NON FERRO
ALUMUNIUM - BRONZE
70:30:00
KUNINGN ( BRASS )
TEGANGAN TEMBAGA DIANIL
AL DIANIL
REGANGAN
TEGANGAN BUKTI ( PROOF STRESS )
metalurgi
METALURGI
METALURGI FISIK
BUKU PANDUAN
- Metalurgi fisik “ Smaltman”
- Metalurgi untuk rekayasawan “ Sriati japrie “
- Metalurgi mekanik “ Dieter “
LOGAM
Ferro : Non ferro :
Besi, besi tuang Alumunium ( Al )
Baja Tembaga ( Cu )
Baja tahan karat ( SS ) Titanium ( Ti )
Baja perkakas Kuningan
Baja karbon ( Bjc )
HYPOEUTOCTOIDCarbon 0-0.77 %
HYPEREUTOCTOID Carbon 0.77-1.8%
HYPOEUTRCTIC CAST IRON CARBON 1.8 -4.29 %
Struktur logam mikroskop metalurgi
Baja karbon 0-1.8 %
Jenis-jenisn baja karbon :
Baja karbon rendah
Baja karbon sedang
Baja karbon tinggi
MIKROSKOP METALURGI
EYE PIECES
OBYEKTIF LENSA
BENDA KERJA
KEKERASAN
HV : HARDNESS VICKERS
HB : HARDNESS BRINELL
HRC : HARDNESS ROCKWELL
1) HV : HERDNESS VICKERS
Indikator berbentuk pyramid
Nilai Kekerasan
Hv = 1.854 P / D”
P adalah beban 5,10,20, 30, 50, 100 kg
STAINLESS STEEL
* Termasuk Baja Paduan Tinggi
* Mengandung >11,5 % Cr
Sifat Stainless Stell
- tahan korosi
- tahan oksidasi ( kerak tidak berubah warna pada saat pembakaran )
- penampilan permukaan menarik
- Feritic Stainless Steel
- 12-30 % Cr
- C rendah
- Struktur kristal BCC
- Martenisic SS
- 12-17 % Cr
- C 0,1-1 %
- Struktur kristal BCT
- Austenistic SS
a. 17-25 % Cr
b. 8-20 % Ni
c. Struktur kristal FCC
- Dupplex Alloys
- 23-30 % Cr
- 25-70 % Ni dan sedikit Ti dan M
- Preufation Hardening Alloys
Martensit dengan penambahan Cu, Ti,
EFEK SENSITISASI
Merupakan efek yang menimbulkan sifat dari tahan korosi menjadi tidak tahan korosi, efek ini terjadi karena terbentuknya Cr23C6 ( pada temperatur 500-700 ° C ) yaitu pemgikatan Cr oleh C yang terjadi pada waktu SS mengalami heat threatment pengerjaan panas.
Terjadi pada batas butir sehingga daerah batas butir menjadi kekurangan Cr, padahal untuk ketahanan korosi diperlukan unsur Cr korosi yang terjadi akibat efek ini disebut glanuler corosion .
Tipe-tipe SS
- Feritic SS mengandung C yang rendah dapat dilas, forging, roll dan masining. Dibuat dalam bentuk strip , kawat dan batangan.
- Martenisic SS
Dapat di heat threatment
Dapat di las dan di masining di gunakan katup, turbin, shaft, pisau, roda gigi, ball bearing , per.
- Austenitic SS
Non magnet, tangguh temperature rendah, dapat di las.
BESI TUANG
Di kelompokkan :
- Besi truang kelabu ( gray C.1 )
- Besi tuang putih ( white C 1 )
- Besi tuang berbintik ( mottled C 1 )
- Besi tuang mampu tempa ( malleable C 1 )
- Besi tuang bergrafit bulat ( ductile C 1 )
Carbon ( C ) 2 s/d 66,7 % C ( yang dapat mengendap sebagai senyawa Fe3C atau C bebas (grafit ).
Besi cor di kelompokan :
- Besi cor kelabu ( dapat di las )
- Besi cor malleable ( siap di las )
- Besi cor ductille ( siap di las )
- Besi cor putih ( tidak di sarankan di las ).
BESI TUANG
1) Type A : berbentuk flakes / serpih tersebar merata dan arahnya sembarang.Tipe ini terjadi pada besi tuang yang mempunyai komposisi eutectic dan masih baru.
2) Type B : tipe ini terjadi pada besi tuang yang mempunyai komposisi kimia eutectic tetapi sudah mengalami peleburan.
3) Type C : tipe ini terjadi pada komposisi hypereutectic.
4) Type D : tipe ini terjadi pada komposisi hypereutectic.
5) Type E : tipe ini terjadi pada komposisi hypereutectic.
BESI TUANG
I. BESI TUANG KELABU ( GRAY C. 1 )
Bentuk grafit berbentuk flakes / serpih serpih .
Sifat besi tuang kelabu :
1.Getas kekuatan tarik rendah
2.tidak mempunyai daerah deformasi plastis sehingga penggunaannya terbatas .
3.Mudah menselami permesinan.
4.Efeknya untuk meredam getaran.
II..BESI TUANG PUTIH
Sifatnya keras dan rapuh karena C nya mengendap sebagai senyawa Fe3C yang sifatnya keras dan rapuh . Sehingga besi ini jarang di gunakan kecuali setelah di lakukan pemanasan.
Besi tuang di buat dari tungku upola siemens martin.
II. BESI TUANG BERBINTIK
Merupakan perpaduan besi tuang kelabu dan besi tuang putih. Pembuatannya dengan menggunakn 2 jenis cetakan.
-Cetakan pasir yang akan membentuk besi tuang kelabu karena laju pembekuannya.
-Cetakan logam yang akan membentuk besi tuang putih karena laju pembekuannya cepat.
Cetakan pasir | Besi tuang kelabu Besi tuang berbintik Besi tuang putih |
* Makin Menjauhi cetakan logam laju pembekuannya berkurang sehingga cenderung membentuk besi tuang kelabu
Cetakan logam * Makin mendekati cetakan logam
Kecepatan pendinginnya tinggi
Sehingga cenderung membentuk
Besi tuang putih.
BESI TUANG MAMPU TEMPA
Merupakan perlakuan panas dari besi tuang putih dimana fe3C yang terdapat pada besi tuang putih akan terurai akibat proses perlakuan panas.
900°
Fe3C menjadi 3fe+C
C hasil penguraian agregat ( mengelompok )
Sehingga sifatnya menyerupai baja ( dapat di tempa / di bentuk ) sebenarnya secara thermodinamis Fe3C ( akan terurai sendiri ; dalam waktu yang sangat lama ( bertahun-tahun ) sehingga untuk mempersingkat waktu di lakukan pemanasan .
BESI TUANG BERGRAFIT BULAT
Merupakan jenis besi tuang yang paling murah dan lebih unggul dibandingkan dengan besi tuang mampu tempa . Untuk dapat menurunkan kadar S dan O dengan cara penambah unsur Cesium dan Mg (magnesium ).
Ce +
Ce + O CeO sehingga mudah untuk dapat di pisahkan akibatnya
Mg + S MgS dapat menurunkan kadar S dan O .
Mg + O MgO
KOROSI
Merupakan degradasi ( pengurangan ) sifat logam akibat bereaksinya logam dengan lingkungan .
Klasifikasi Korosi
1. Korosi kering merupakan korosi yang tidak mencairkan larutan kimia atau atmosfer yang lembab atau larutan lainnya.
2. Korosi basah melibatkan larutan elektrolit atau atmosfer yang lembab.
Jenis-jenis Korosi
1 Korosi merata
2. Korosi Galvanik ( besi dan seng )
3. korosi celah ( baut dan mur )
4. Korosi Sumuran ( pitting corrosion ).
5. Korosi interglanular ( corosi pada batas butir ≥≤ transglanular )
6. Stress Corosion ( korosi tegangan ).
By SOPARI
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG - BANTEN